Karbohidrat adalah zat gizi yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh dan merupakan salah satu makronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar.
Sensitivitas terhadap karbohidrat adalah kondisi ketika tubuh seseorang bereaksi negatif terhadap jenis atau jumlah karbohidrat tertentu. Ini bisa melibatkan gangguan pencernaan, perubahan kadar gula darah, atau respon sistem kekebalan tubuh, tergantung pada jenis sensitivitasnya.
Beberapa gejala sensitivitas karbohidrat di antaranya: Perut kembung, gas, diare, atau sembelit, sakit kepala atau brain fog, rasa lelah setelah makan, kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan fluktuasi suasana hati.

Jenis Sensitivitas Terhadap Karbohidrat
- Intoleransi Karbohidrat (Pencernaan)
- Laktosa: Intoleransi terhadap laktosa (gula yang berasal dari susu) yang dapat menyebabkan kembung, diare, dan gas.
- Fruktosa: Kesulitan menyerap fruktosa (gula yang berasal dari buah) dan bisa menyebabkan gejala serupa.
- FODMAP (Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, and Polyols): Sensitivitas terhadap jenis karbohidrat fermentasi yang sulit dicerna (umumnya pada penderita IBS).
- Respons Glukosa yang Tidak Stabil
- Karbohidrat tertentu bisa menyebabkan lonjakan dan penurunan tajam kadar gula darah.
- Gejala: Lelah setelah makan, cepat lapar lagi, pusing, mudah marah, dan gemetar.
- Resistensi Insulin (Pradiabetes)
- Tubuh kurang sensitif terhadap insulin sehingga menyebabkan tubuh kesulitan mengontrol gula darah setelah mengonsumsi karbohidrat.
Pemeriksaan yang Dapat Dilakukan
Untuk mengetahui seberapa sensitif seseorang terhadap karbohidrat, dapat dilakukan pemeriksaan genetik melalui Analisis Varian Genetik pada gen ADRB2 dan PPARG. Kedua gen ini berperan dalam mengatur bagaimana tubuh memproses dan merespons karbohidrat yang dikonsumsi.
Jika terdapat varian tertentu pada gen tersebut, seseorang mungkin lebih rentan mengalami lonjakan gula darah, penumpukan lemak, atau bahkan peningkatan berat badan saat mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi. Dengan mengetahui informasi ini, pola makan dapat disesuaikan agar lebih sehat dan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.
Interpretasi Hasil
Hasil pemeriksaan memiliki 3 skala risiko, diantaranya:
High Risk: Hasil pemeriksaan dari tes genetik untuk sensitivitas terhadap Karbohidrat berisiko tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan kadar gula darah yang meningkat setelah mengonsumsi makanan berkarbohidrat.
Normal Risk: Hasil pemeriksaan menunjukkan sensitivitas normal terhadap Karbohidrat. Hal ini mengindikasikan bahwa Anda memiliki risiko yang sama dengan populasi pada umumnya.
Low Risk: Hasil pemeriksaan menunjukkan sensitivitas rendah terhadap karbohidrat. Hal ini mengindikasikan bahwa Anda memiliki kecenderungan yang rendah terhadap kadar gula darah tinggi setelah konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.
Rekomendasi untuk Hasil Pemeriksaan High Risk
- Kenali dan Hindari Karbohidrat Pemicu
- Intoleransi Laktosa: Hindari susu dan produk susu biasa. Pilih versi bebas laktosa.
- Intoleransi Fruktosa: Batasi mengonsumsi jus buah, madu, dan sirup jagung dengan kandungan fruktosa yang tinggi.
- Intoleransi FODMAP: Batasi mengonsumsi makanan seperti bawang, apel, semangka, dan gandum.
- Pilih Karbohidrat Kompleks
- Konsumsi karbohidrat yang tinggi serat dan lambat dicerna, yaitu:
- Oat, quinoa, nasi merah, umbi-umbian, sayur non-tepung
- Hindari karbohidrat sederhana seperti gula putih, roti putih, dan minuman manis.
- Konsumsi karbohidrat yang tinggi serat dan lambat dicerna, yaitu:
- Kombinasikan dengan Lemak Sehat dan Protein
- Makan karbohidrat bersama protein/lemak untuk membantu menstabilkan gula darah.
- Uji Respons Tubuh Secara Bertahap
- Cobalah satu jenis karbohidrat dalam porsi kecil dan amati respons tubuh Anda.
- Konsultasikan dengan Dokter atau Ahli Gizi
- Jika dicurigai ada intoleransi tertentu, bisa dilakukan tes seperti:
- Tes napas hidrogen (untuk laktosa/fruktosa).
- Tes gula darah puasa dan setelah makan.
- Jika dicurigai ada intoleransi tertentu, bisa dilakukan tes seperti:
Kenali Respons Tubuh Anda terhadap Karbohidrat Melalui Pemeriksaan Nutrigenomik.
Sebagian orang memiliki varian genetik yang membuat mereka lebih sensitif terhadap karbohidrat, sehingga berisiko mengalami lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsinya. Tes nutrigenomik dapat mengungkap risiko ini untuk membantu merancang pola makan yang lebih tepat dan personal.
Dapatkan layanan pemeriksaan nutrigenomik ini di Geenoms untuk mendukung kesehatan Anda.