Sensitivitas rasa adalah kemampuan manusia untuk merasakan kepekaan rasa terhadap bahan makanan tertentu pada konsentrasi minimum. Orang yang memilki kepekaan luar biasa terhadap rasa, terutama pahit sering disebut dengan super-taster.

Sumber Gambar: freepik.com
Pemeriksaan yang Dapat Dilakukan
Sensitivitas seseorang terhadap rasa dapat dianalisis melalui variasi genetik. Pemeriksaan nutrigenomik pada Gen TAS2R38 bertujuan memahami bagaimana faktor genetik memengaruhi persepsi rasa pahit. Hasil analisis ini tidak hanya berkaitan dengan preferensi rasa, tetapi juga berpengaruh pada pola makan, termasuk konsumsi sayuran dengan rasa pahit seperti brokoli, kale, dan kubis. Gen TAS2R38 sendiri berperan penting dalam mendeteksi rasa pahit, khususnya terhadap senyawa seperti PTC (Phenylthiocarbamide) dan PROP (Propylthiouracil). Variasi gen ini dapat menentukan tingkat sensitivitas seseorang terhadap rasa pahit.
Interpretasi Hasil
Hasil pemeriksaan memiliki 3 skala risiko, diantaranya:
High Risk: Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki variasi genetik yang membuatnya lebih sensitif terhadap rasa.
Normal Risk: Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki varian genetik yang memungkinkan memiliki sensitivitas rasa yang normal, serupa dengan sebagian besar populasi pada umumnya.
Low Risk: Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki varian genetik yang memungkinkan untuk tidak sensitif atau hanya sedikit sensitif terhadap rasa.
Rekomendasi untuk Hasil Pemeriksaan High Risk
- Memodifikasi teknik memasak untuk membantu mengurangi rasa pahit, yaitu dengan cara:
- Rebus makanan dalam waktu singkat (Blanching).
- Tumis makanan dengan minyak zaitun dan bawang putih.
- Tambah perasan lemon atau sedikit gula alami.
- Memilih sayuran dengan rasa yang lebih ringan, seperti:
- Zucchini, kacang panjang, selada, dan sayuran lainnya.
- Mengolah makanan dalam bentuk smoothie atau sup.
- Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun secara konsisten.
- Hindari memaksakan diri untuk mengonsumsi makanan dalam porsi besar. Sebaiknya mulai dengan porsi kecil, lalu tingkatkan secara bertahap agar lidah dapat beradaptasi dengan rasa tersebut.
- Fokuslah pada memilih nutrisi alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi.
- Jika benar-benar sulit menerima sayuran pahit, Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan zat gizi penting (seperti folat, vitamin K, dan antioksidan) dengan mengonsumsi suplemen di bawah pengawasan medis atau memilih makanan alternatif yang tidak pahit, seperti alpukat, asparagus, paprika, dan kacang-kacangan.
Kenali Respons Tubuh Anda terhadap rasa Melalui Pemeriksaan Nutrigenomik.
Sebagian orang memiliki varian genetik yang memengaruhi sensitivitas mereka terhadap rasa, termasuk rasa pahit. Kondisi ini dapat berdampak pada kebiasaan konsumsi sayuran, yang pada akhirnya berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan gizi penting. Melalui tes nutrigenomik, sensitivitas rasa ini dapat diidentifikasi, sehingga pola makan dapat disesuaikan secara lebih tepat dan personal untuk mendukung proses detoksifikasi, melindungi tubuh dari stres oksidatif, serta menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Dapatkan layanan pemeriksaan nutrigenomik ini di Geenoms untuk mendukung kesehatan Anda.